Sepasang Kaos Kaki Hitam : Part 53

"Dia manggil lo apa tadi?" Lisa menatap sebal ke gw.

"Eh, enggak kok...dia lagi becanda doank," gw berkilah.

Lisa mendengus kasar. Dari ekspresi wajahnya keliatan banget dia kesal. Kalo aja di depannya sekarang ada tumpukan piring, pasti udah langsung dia cuci tuh!! Hehehe...apa hubungannya yak?

"Hubungan kalian apa sih? Kalian enggak pacaran kan?" tanyanya lagi.

"Mmmmh...entahlah. Gw juga bingung nyari kata yg pas buat ngegambarinnya."

Lisa menarik nafas berat.

"Lo suka sama dia?" tanyanya kemudian.

Sejenak gw diam. Setelah berpikir beberapa saat akhirnya gw memutuskan menyudahi pembicaraan tentang Meva.

"Lo tunggu di sini bentar. Gw mau ganti pakaian dulu," kata gw.

"Mau ke mana?"

"Kan kita udah janjian mau jalan??"

Lisa diam sebentar.

"Di sini aja deh," kata Lisa. "Ntar jalannya kalo hari libur. Sekarang juga udah mau malem."

Benar. Jam di handphone gw menunjukkan pukul lima sore lewat tigapuluh tiga menit.

"Kalo gitu mending lo balik aja," usul gw. Lisa pernah cerita tentang nyokapnya yg rewel kalo dia pulang telat.

"Oke, gw balik. Selamat ngobrol-ngobrol ya sama si Neva????" wajahnya masih kusut.

Gw tertawa geli.

"Kalo emang belum mau balik ya udah di sini aja nggak papa," gw meralat ucapan gw sebelumnya.

"Enggak deh makasih, gw cuma jadi pengganggu aja!"

"Hey Lisa..." kata gw. "Kenapa jadi kayak anak kecil gitu sih? Nyantai aja laah. Gw minta maaf kalo ucapan Meva tadi sedikit nyinggung lo."

"Sedikit? Banget tau nggak!"

Gw menatapnya iba. Gw yakin aktifitasnya hari ini sudah cukup membuatnya lelah.

"Sini deh," gw menariknya ke balkon. Berdiri berhadapan di sana dengan gw bersikap sok cool. Haha!

"Gw boleh tanya sesuatu?" kata gw. Lisa anggukkan kepala sebagai jawaban. "Gw cuma pengen tau, sebenernya apa sih yg bikin lo nggak suka sama Meva?"

Lisa tampak sedikit kebingungan dengan pertanyaan yg gw ajukan.

"Ya nggak suka aja!" jawabnya. "Dia nggak asyik."

"Nggak asyik gimana? Dari pertama ketemu bukannya lo yg nggak mau waktu diajak salaman?"

"Lho, kok lo malah nyalahin gw?!"

"Enggak kok gw nggak nyalahin lo," gw nyengir. Kayaknya sore ini Lisa beneran lagi sensi. "Cuma menurut gw, justru lo yg nggak asyik. Yaah apa ya namanya...lo nggak nunjukin sikap bersahabat aja ke dia..."

"Tuh kan nyalahin gw!" seru Lisa sewot. "Udah aja terus salahin gw! Bela aja tuh cewek itu!"

Suaranya cukup keras untuk didengar oleh Meva di kamarnya.

"Gw nggak nyalahin lo. Gw juga nggak ngebela Meva. Gw heran aja, kenapa sih kalian berdua nggak akur? Lo sama dia tuh sama-sama temen deket gw."

"Karena gw sama dia punya perasaan yg sama."

Gw kernyitkan dahi.

"Ah iya, sesama cewek pasti ada semacam ikatan batin buat ngebaca perasaan orang ya?" gw berkomentar konyol. "Ternyata hebat ya cewek itu!"

"Bukannya cewek yg hebat, tapi lo nya aja yg terlalu bodoh dan nggak bisa ngebaca perasaan cewek," sergah Lisa. "Atau lo memang pura-pura bodoh??"

Gw tersenyum simpul.

"Gw bukan Copperfield yg bisa baca pikiran orang," kata gw.

"Perasaan, Ri..bukan pikiran," tandasnya geram.

"Ah yah apapun itu lah, gw lebih suka baca komik atau koran..."

Lisa menggeleng pelan.

"Oke," katanya. "Lo pikir selama ini gw bersikap baik ke lo, karna apa coba?"

"Karena lo memang orang baik. Bukan begitu? Atau gw salah? Mungkin ternyata lo adalah monster jahat dari planet Mars yg berpura-pura baik padahal lagi mengintai manusia, dan berusaha mencari cara supaya bisa membunuh Ultraman? Haha.. Lucu juga."

Lisa menatap malas ke gw. Tatapan matanya cukup mengatakan "nggak lucu!" yg nggak dikatakannya.

"Oke oke, lo memang orang baik. Menyenangkan dan bersahabat. Itu aja."

Lisa mengembuskan nafas berat.

"Yah lo kayaknya butuh les private ke psikiater biar bisa baca perasaan orang.." katanya dengan ekspresi dan nada bicara yg lebih kalem. "Udah ah gw balik ya? Males gw buang-buang waktu buat debat nggak penting."

"Oh, oke. Ati-ati di jalan..."

cuupppph...

Lisa mengecup pipi kanan gw. Berhenti selama dua detik buat gw merasakan embusan nafasnya di telinga gw. Lalu membisikkan kalimat perpisahan.

"Sampe ketemu besok di kantor," ucapnya.

Dan sebelum gw sempat sadar dari kejadian mengejutkan tadi Lisa sudah beranjak pergi meninggalkan gw yg terdiam sendiri di balkon. Gw usapi pipi gw. Nggak basah... Tapi sempat ada sensasi hangat gitu.

Kecupan tadi......sama seperti yg pernah gw rasakan, dulu waktu gw sama Echi! Entah apa yg membuatnya sama, tapi rasanya seperti dejavu! Gw nggak pernah ngerasain lagi seperti itu setelah kepergian Echi...

Dan hari ini..........

Ah, sudahlah. Itu cuma salam perpisahan kok. Di banyak negara maju kan cipika-cipiki semacam itu adalah lumrah. Gw nya kelewat lebay. Haha...

Dan setelah beberapa saat terdiam, gw baru sadar satu hal. Ada yg beda dari penampilan Lisa hari ini. Dari tadi gw nyari-nyari apa dan di mana bedanya. Gw baru inget, hari ini Lisa pake stoking hitam seperti yg biasa dipake Meva..........