Lisa membuka pintu pantry dengan kasar dan menghenyakkan diri di kursi dengan gusar.
"Eh mmh...gimana tadi sama Pak Agus?" tanya gw ragu.
"Ah nggak asyik loe Ri," omelnya. "Lo yg ngomong kok gw yg kena getahnya??"
"Emang melon ada getahnya juga yak?" yg gw maksud di sini tentu saja sindiran.
Lisa melirik gw kesal.
"Oke oke sorry Lis," buru-buru gw tanggapi lirikan itu. "Khan gw tadi nggak tau tiba-tiba si upz...ada orangnya lagi nggak yah...si Melon manggil lo buat marahin lo."
"Tapi kan jelas-jelas yg ngomong itu elo! Suara cowok! Kok bisa-bisanya sih dia nyangka gw yg ngomong!" Lisa masih dalam tahap ingin mematahkan leher seorang janda. Lho??
"Tenang Lis...tenang...Nih gw bikinin kopi," gw menyodorkan cangkir kopi yg sebenernya buat gw sendiri. "Minum dulu lah."
"Thanks," ucapnya pendek.
"Hei hei hei..." Leo dari divisi Purchasing masuk ke pantry. "Romantis kali kalian ini! Dua-duaan di pantry sambil ngupi-ngupi...Ajak aku juga lah! Aku juga kan mau nyantai seperti ini," dengan logat batak yg kental.
Lalu duduk di samping gw.
"Hey, ada apa sama kau Lis? Muram kali muka kau?"
"Enggak papa kok."
"Ah kau ini..." dia menarik gelas dari hadapan Lisa dan meminumnya. "Kayak nggak tau aku aja. Aku kan bisa ngeramal, aku bisa baca pikiran kau. Kau juga Ri. Aku tau apa yg lagi kau bayangin sekarang."
"Oiya? Coba baca pikiran gw."
"Sebentar..." Leo menatap mata gw lekat-lekat. "Hmm..begitu ya.."
"Begitu apanya?"
"Kau lagi mikirin cara yg tepat buat motong-motong melon."
"Hah! Tau darimana kau?"
Leo tertawa lebar. Padahal tebakannya ngelantur.
"Leo Parlindungan!" dia menepuk dada.
Lisa cuma geleng-geleng kepala liat tingkah si upil ini. Leo emang dikenal di kantor sebagai peramal ulung. Hampir semua orang di kantor ini pernah diramalnya, dan anehnya semuanya menolak percaya pada ramalannya. Karena memang kebanyakan yg diakui sebagai ramalannya adalah kabar buruk. Beberapa bos diramal akan turun jabatan, digantikan OB yg biasanya mereka suruh. Termasuk Pak Agus. Dia diramal akan kena virus antraks saat usianya memasuki 60 tahun. Satu-satunya cara untuk terhindar virus ini adalah dengan rutin mengkonsumsi daging orok setengah mateng tiap malem bulan purnama. Begitulah yg dia ramalkan.
"Eh eh sebentar," tiba-tiba Leo menarik tangan gw dan Lisa. Diamatinya baik-baik telapak tangan kami bergantian, lalu tertawa lebar.
"Sarap!" komentar Lisa.
"Huss...jangan kurang ajar. Itu bapak aku. Sarap Parlindungan!"
Gw dan Lisa saling lirik kemudian mengangkat bahu.
"Kalian berdua," kata Leo. "Kau Lisa...dan kau Ari..."
"Hebat! Darimana lo tau nama kita berdua?"
"Bentar laah aku belum selesai bicara ini. Maksud aku tadi kalian berdua," dia menunjuk gw kemudian Lisa. "Ari...Lisa..."
"Hebat! Darima..."
"Aku belum selesai ngomong! Jangan disela dulu laah!" Leo kesal dan meminum kopi milik Lisa dan mengembalikannya tapi Lisa menolak dengan pandangan jijik. "Aku tadi barusan dapet wangsit dari Mbah Sewu Pakuningrat di Gunung Semeru. Aku liat garis tangan kalian berdua. Ternyata kalian jodoh! Cocok! Kelak kalian berdua akan jadi pasangan hidup yg harmonis. Punya empat anak yg baik dan benar sesuai Ejaan Yang Disempurnakan."
Pipi Lisa merona merah. Dia tertunduk dan beberapa kali meluruskan poninya.
"Jangan gila kau," komentarnya.
"Eh aku serius lho!"
Gw sendiri menganggap ramalannya sebagai lelucon. Gw bukan orang yg percaya sama ramalan.
"Kalian berdua...adalah jodoh..." Leo mengulangi ucapannya.
"Iya iya gw percaya," gw bohong. "Yaudah gw cabut dulu deh. Belum ngerjain apa-apa nih."
"Gw juga," Lisa ikut berdiri.
Kami berjalan bareng keluar. Gw tau beberapa kali Lisa curi pandang ke gw tapi gw pura-pura nggak tau aja. Kami berpisah di meja kami masing-masing.
Yg pertama gw lakuin adalah menyalurkan bakat terpendam gw : pura-pura sibuk padahal nggak ngelakuin apa-apa. Mood kerja gw buruk banget kalo hari Senin kayak gini. Baru juga mau close tab HamsterBall ketika di layar muncul admin messenger. Dari komputernya Lisa.
-ri, lo percaya sama ramalan leo barusan?-
Gw ketik balesan gini..
-gak tau deh. ramalan si upil mana ada benernya sih?-
-terus gimana kalo itu beneran?-
-ya syukur aja. itu artinya gw nggak perlu capek-capek pasang iklan di koran buat nyari istri.-
-haha...-
-kok 'haha' doank?-
-haha..hihi..huhu..hehe..hoho..-
Gw mengernyit konyol.
-???-
-!!!...-
-hmm...-
-kenapa hmm?-
-enggak papa-
-nanti makan siang di kantin atas atau bawah?-
-bawah aja deh. kalo di atas ntar ketemunya pak agus lagi.-
-woooy....kalo mau pacaran jangan pake am! atau seenggaknya pake user pribadi biar nggak nongol di komputer orang! lisa, laporan validasi kamu mana?? ari, cepet selesaikan manufacturing instruction buat mesin baru! deadline nya tiga hari lagi!-
-eh, baik pak agus...-