Sepasang Kaos Kaki Hitam : Part 84

I need you...
And I couldn't live a day without you
I need you...
More than everyone could ever know
I need you...
And I wanna build my world around you
I need you...
I need you...



"Ini siapa pula yg nyetel lagu ginian siang-siang kayak begini," Leo menggerutu sambil jalan. "Bikin ngantuk aja."

Dia berhenti di depan meja gw.

"Ah aku kira kau yg nyalain lagunya," lanjutnya.

Gw gelengkan kepala dengan gesture yg mengatakan 'bukan gw..'

"Padahal tempo hari aku baca di Kompas, katanya Michael Jackson udah mati."

"Yg lo baca koran bekas 'kali?"

"Enggak. Edisi terbaru aku beli."

"Nah kalo emang iya udah mati, terus kenapa?"

"Tak apa sih. Aku cuma kasian aja."

"....."

"Hah, aku beneran ngantuk jadinya."

Leo kembali ke mejanya. Hampir bersamaan dengan itu Lisa datang dan langsung mengambil posisi duduk di kursinya. Kayaknya sebelum ini dia ke WC dulu, semprot parfum, rapihin make up minimalisnya, nyisir rambut sekalian olesin lipgloss yg sempet luntur gara-gara makan tadi. Dia wangi banget.

"Kenapa?" Lisa nanya gw yg mendadak tertegun melihatnya.

"Eh, enggak..." gw salah tingkah sendiri. Buru-buru gw sok sibuk buka kerjaan.

"Cantik..."

Lisa mulai sibuk dengan kerjaannya. Untung tadi gw sempat kembalikan catatan yg gw baca ke keadaannya semula. Entah kenapa siang ini kalimat dalam catatan Lisa berputar-putar di kepala gw.

"Ekhem," gw pura-pura berdehem begitu Lisa menangkap pandangan mata gw yg curi pandang ke dia.

"....."

Gw jadi nggak konsen. Agak gelisah sendiri jadinya.

"Ekhem!" giliran Lisa yg berdehem mendahului gw. Lagi-lagi dia ngegep gw lagi curi pandang. Gw pura-pura nggak ngerti aja.

Dan akhirnya kejadian itu berlangsung selama beberapa lama. Curipandang-buangmuka-ekhem!

"Eh bener deh...lo kenapa sih Ri?"

"Mmmh enggak...enggak papa kok. Beneran."

"Lo mendadak aneh siang ini."

"Oiya? Enggak ah."

"Daritadi batuk-batuk terus."

"Gw sakit perut soalnya." Gw jawab dengan bodohnya.

"Emang ngaruh? Baru tau gw sakit perut bisa mengakibatkan batuk."

"Baru tau kan? Sama, gw juga."

"Kenapa daritadi liatin gw kayak gitu?"

"Eh, gw...? Liatin elo? Enggak kok."

"....."

"Gw ke WC dulu ah. Jadi sakit perut beneran."

"Tuh kan yg tadi bohong yak?"

"Enggak kok, yg tadi juga beneran."

Buru-buru gw pergi. Gw nggak sakit perut sebenernya. Gw ke pantry, nyeduh teh manis. Duh napa yak mendadak aneh sendiri gw. Lima menit terdiam di pantry ditemani senandung fals dua OB yg lagi nyuci piring, gw berjalan menuju pintu. Gw terdiam lagi. Berdiri dengan sudut kemiringan 37,85 derajat ke arah timur. Dari sini gw bisa memandang bebas Lisa yg duduk membelakangi gw. Jaraknya cukup jauh, tapi gw masih bisa melihatnya dengan jelas. Gw kembali tertegun. Ada pikiran-pikiran aneh yg mendadak menari di otak gw.

-BIP BIIP-

Handphone gw bunyi. Ada sms. Dari Lisa.

-Lo lagi ngapain sih?? Bengong di depan pantry ngeliatin gw??-

-Tau dari mana? Gw nggak liat ada mata di belakang kepala lo.-

-Leo sms gw.-

Spontan gw memandang ke meja Leo. Dia lagi nyengir lebar ke gw, selebar lapangan bola yg memperlihatkan gigi ontanya yg seukuran sepatu orang dewasa. Dua jari tangannya diangkat seolah mengatakan "Peace..."

"Haduh..." gumam gw menggerutu. Lalu gw kembali ke kursi gw.

"Pak Agus minta daftar rekap lembur bulan ini," kata Lisa begitu gw duduk.

"Bentar gw selesaiin dulu.."

Setelah beberapa lama gw print laporannya.

"Mau ke mana?" tanya gw ke Lisa yg bergegas mengambil kertas dari printer lalu beranjak pergi.

"Nyerahin laporan ini ke Pak Agus lah."

"Apa dia juga minta lo yg nyerahinnya?"

"Enggak. Gw cuma berbaik hati nganterin laporan."

"....."

Nggak kurang dari dua menit kemudian Lisa balik lagi. Masih membawa kertas yg tadi, ditodongkannya ke muka gw.

"Kenapa?" gw ambil kertasnya dan mulai memperhatikan. "Laporannya salah?"

"Cek yg bener lah."

"Ini udah bener kok. Rincian jam sampe TUL nya bener ah!"

"Iya itunya emang bener. Tapi nama-nama karyawannya.........."

Gw langsung cek daftar nama 20 karyawan di laporan lembur gw.

"...........kenapa mendadak semua karyawan namanya Lisa Maharani??? Itu kan nama gw!"

"?????"

Bener. Nama pertama sampe nama terakhir, semuanya Lisa!! KOK BISA YAA??

"Pak Agus sewot tuh tadi."

"Hehehe...Maaf."

"Buruan diganti yg bener. Ditungguin katanya."

"Iya ini gw kerjain."

Lima menit kemudian gw udah selesai mengoreksi nama. Langsung gw print.

"Lo kenapa sih Ri siang ini aneh banget!"

"Enggak kok..."

"Ada yg salah ya sama penampilan gw? Daritadi juga lo liatinnya aneh gitu. Terus kok nama-namanya bisa jadi nama gw semua?"

"Ah, biasa ajah...Mungkin gw lagi nggak konsen ajah."

"Lagi ada yg dipikirin?"

Sejenak gw pengen menggeleng, tapi entah kenapa gw malah ngangguk.

"Mikirin apa?"

"Enggak. Bukan apa-apa." Gw berdiri, mengambil kertas laporan dan bergegas ke ruangan Pak Agus.

"Gw mikirin elo Lis...."

"Entah kenapa.......mendadak siang ini lo keliatan cantik banget............"